
“Bagaimana Seorang Manager Mampu Mengendalikan Situasi dan Menjalankan Program dengan Baik Melalui Empat Aspek Kepemimpinan”
Seorang manager dituntut untuk mampu mengendalikan diri dan mampu mengahadapi situasi yang dapat menghantarkan pada keadaan yang dinamis guna mencapai goal yang baik melalui empat aspek kepemimpinan. Empat aspek yang dimaksud, sebagai berikut:
1. Mengenal Diri Melalui Pemahaman ”Self Concept”
Konsep diri (self conscept) adalah bagaimana seseorang memandang diri sendiri, membuat keputusan berdasarkan pandangan tersebut, serta hubungannya dengan orang lain. Ini penting karena dengan memiliki emosi yang muncul dari kita agar bisa tersalurkan dengan baik tanpa memperparah keadaan. Regulasi emosi adalah konsep diri yang positif, kita akan memiliki penilaian objektif terhadap diri sendiri dan ketika membangun relasi serta komitmen dengan orang lain. Konsep diri mencakup keunikan, keahlian, dan kelebihan dari identitas yang kita miliki. Dengan memperkuat konsep diri, kita tidak akan mudah kebingungan dan mengambil keputusan berdasarkan prinsip yang sudah kita punya.
2. Bersikap Dewasa melalui Regulasi Emosi
Menjadi pemimpin artinya punya tanggungjawab yang lebih besar. Terkadang sulit untuk menjaga emosi dengan baik ketika kita tertekan. Namun, ketika menghadapi krisis yang terjadi di organisasi, kita perlu memahami proses dimana individu memengaruhi emosi apa yang mereka miliki, kapan, bagaimana, dan cara mengekspresikan emosi tersebut. Ketika terjadi sesuatu, kita harus berusaha menilai dengan rasional agar terhindari dari respon emosional yang berlebihan. Caranya adalah dengan memperluas perspektif pada suatu kejadian untuk meningkatkan pemahaman situasional melalui penilaian ulang dan memikirkan bagaimana jika kita ada di posisi orang lain.
3. Membuat Keputusan melalui Internal Locus Of Control
Ketika individu memuat keputusan, tentunya keputusan tersebut akan mengantarkan kita pada hasil akhirnya. Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi hasil keputusan tersebut. Dalam mengevaluasi sesuatu, penting sekali untuk kita
memiliki internal locus of control. Mereka yang menginternalisasikan prinsip kontrol internal tidak menganggap peristiwa dan konsekuensi terjadi di luar kendali individu, melainkan karena besarnya upaya yang mereka kerahkan. Pemimpin yang memiliki lokus internal akan berupaya memperbaiki kesalahan, menyadari aspek mana yang bisa ditingkatkan, dan berusaha mengembangkan kemampuannya.
Sebaliknya pemilik kontrol eksternal menganggap jika hasil keputusannya adalah karena takdir atau aspek eksternal lainnya.
4. Mengandalakan Kekuatan Dengan Self Reflection
Pentingnya menerima kapasitas dan limitasi yang ada. Penerimaan atas kekurangan yang ada akan mengalihkan fokus kita hanya pada kekuatan kita semata. Teori dari Peterson & Seligman menyatakan bahwa penggunaan kekuatan personal berkorelasi dengan berbagai hasil positif, seperti feeling of competence, self-efficacy, dan mastery (Meyers & van Woerkom, 2018). Tentu saja hal ini harus diiringi oleh kesadaran atas kekuatan apa saja yang kita miliki dan keinginan untuk memanfaatkannya. Kesiapan untuk berubah mencerminkan keyakinan atas personal growth yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi di area mana kita ingin tumbuh dan merancang rencana spesifik untuk dicapai.
Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS At Ataubah : 105)
Literasi AK561 "Pengetahuan dan Spirit"
Tasikmalaya, 26 Januari 2022
Oleh
Pimpinan Yayasa Al-Kautsar 561
Runjai Wangsa Laksana
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Menjadi Santri QSBS Al-Kautsar 561 yang Unggul dan Berkepribadian Mulia
“Ilmu Pengetahuan akan memberi KEKUATAN, sedangkan akhlak akan menerima KEHORMATAN. Melalui potensi akalnya manusia terus mengejar ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas keh
SEKOLAH SMP DAN SMA QSBS Al KAUTSAR 561 TERUS BERKIBAR DAN BERKEMAJUAN
Dalam usia yang relatif muda menjelang tahun ketujuh sekolah QSBS Al-Kautsar 561 telah menampilkan diri dan termasuk sekolah yang dapat disejajarkan dengan sekolah unggul yang ada
Mendidik Santri QSBS Agar ‘eM eM’
eM eM singkatan dari Mau dan Mampu. Mau dan Mampu adalah dua kata yang saling terikat. Mau adalah sungguh-sungguh suka hendak, sedangkan Mampu adalah sanggup melakukan sesuatu. Mau dan
ATOMIC HABITS QSBS
Kemampuan manusia secara alami dapat ditingkatkan. Akan tetapi untuk mencapai pada tingkat maksimal tidak akan datang secara tiba-tiba. Secara perlahan tapi pasti semuanya akan diberika
MENDIDIK DAN MEMBANGUN GAIRAH BELAJAR SISWA
Siswa tidaklah dipandang sebagai obyek pembelajar. Pembelajaran Abad-21 menempatkan siswa untuk menjadikan peran dalam menentukan kemampuan dalam aspek peningkatan diri. Learning to Lea
KEKUATAN BESI
Besi merupakan logam dari golongan unsur transisi. Di alam besi memiliki kelimpahan terbanyak. Besi yang terdapat di bumi umumnya dalam bentuk senyawa mineral sulfida, oksida dan karbon
Sebuah Renungan: Jadilah Seperti Lebah
Tasikmalaya, 01 Februari 2022 - Lebah salah satu makhluk Allah yang istimewa dan diabadikan namanya dalam Al Qur'an, yaitu Surat An-Nahl (Surat ke 16). Tentu saja ada banyak pelajaran y
“Bagaimana Seorang Manager Mampu Mengendalikan Situasi dan Menjalankan Program dengan Baik Melalui Empat Aspek Kepemimpinan”
Seorang manager dituntut untuk mampu mengendalikan diri dan mampu mengahadapi situasi yang dapat menghantarkan pada keadaan yang dinamis guna mencapai goal yang baik melalui empat aspek
Kenapa Para Siswa Harus Mendapatkan Muatan Kurikulum Leadership Skill?
SMP QSBS Al Kautsar 561 oleh : Runjai Wangsa Laksana Sepanjang hidupnya manusia selalu belajar "menjadi orang". Ini adalah materi pelajaran seumur hidup yang tidak ada istilah
Pendidikan Berbasis Kemulian Diri Untuk Menyongsong Abad 21 (Post-milenial)
Bismillah... Salam BERKAH buat semua Pendidikan Berbasis Kemulian Diri Untuk Menyongsong Abad 21(Post-milenial) Para orang tua belakangan ini mul