SMP Quranic Science Boarding School

Jl. Radinal Muchtar, Jagabaya Desa Rajadatu Kec. Cineam Kab. Tasikmalaya Jawa Barat 46198

"TERAKREDITASI A"

Hafizh, Cerdas & Mampu Memimpin

SMP Quranic Science Boarding School Menjadi Bagian dari Sekolah Penggerak Angkatan Kedua

Sabtu, 02 Juli 2022 ~ Oleh Admin QSBS ~ Dilihat 745 Kali

Salam, Bapak dan Ibu guru hebat.

SMP Quranic Science Boarding School menjadi salah satu bagian dari sekolah penggerak angkatan kedua di tahun 2022. Setelah mengikuti pelatihan Program Sekolah Penggerak (PSP) selama kurang lebih satu setengah bulan, SMP Quranic Science Boarding School melaksanakan IHT (In House Training) untuk mengenalkan dan mengimplementasikan kurikulum merdeka di lingkup satuan pendidikan SMP QSBS kepada para tenaga pendidik.

Mengawali kegiatan IHT ini para guru SMP QSBS diharuskan mengisi pre-test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai kurikulum merdeka. Mereka juga diarahkan untuk menyimak video pembelajaran kurikulum merdeka di platform Merdeka Mengajar sebagai tahap pembelajaran atau pelatihan mandiri (asinkronus).

Kegiatan IHT di SMP Quranic Science Boarding School dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut terhitung pada 27-29 Juni 2022 yang diikuti sebanyak 26 peserta. Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan ini para guru SMP QSBS mampu memahami sebab-sebab diberlakukannya kurikulum merdeka, mengenali perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya, dan yang paling penting adalah mampu menyesuaikan dengan perubahan di kurikulum merdeka ini dalam implementasi pembelajaran di sekolah.

Selama tiga hari mengikuti kegiatan IHT, para guru diajak mengenali paradigma baru mengenai kurikulum merdeka terlebih dahulu, kemudian diberikan pemahaman materi mulai dari Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), konsep CP-TP-ATP, konsep dan bentuk modul ajar serta Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (5P). bentuk akhir dari kegiatan ini adalah para guru mampu: menyusun visi, misi dan tujuan sesuai KSOP; menyusun CP (Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran) dan ATP (Alur Tujuan Pembelajaran); menyusun modul ajar yang bentuknya lebih sederhana; dan menyusun modul projek penguatan profil Pancasila.

Program Sekolah Penggerak

Program sekolah penggerak merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Pendidikan tidak hanya berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa dalam hal kompetensi (literasi dan numerasi, melainkan berfokus juga pada sisi karakter. Dan untuk mencapai kedua hal tersebut haruslah dimulai dari diri atau tenaga pendidik yang unggul.

Dari segi karakter misalnya, peserta didik diupayakan mampu memiliki karakter pelajar Pancasila yang mencakup enam dimensi yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkhebinekaan global, bergotong royong, bernalar kritis, mandiri dan kreatif. Sudah barang tentu keenam dimensi tersebut dapat dilatih pada fase-fase yang berbeda.

Program sekolah penggerak juga menjadi upaya perbaikan atau penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program ini diawali dengan melakukan akselerasi terhadap sekolah-sekolah di Indonesia, baik negeri maupun swasta, untuk bergerak satu atau dua tahap lebih maju dari sekolah-sekolah lainnya. Program dilakukan secara bertahap dan terintegrasi dengan seluruh ekosistem hingga pada akhirnya program sekolah penggerak dapat diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia.

Program sekolah penggerak dimulai tahun 2021 dengan sekolah-sekolah yang tergabung di dalamnya disebut sebagai angkatan pertama. Di tahun 2022, dibuka kembali program sekolah penggerak untuk angkatan kedua. Berdasarkan data dari Kemdikbud untuk saat ini sudah ada 9.237 sekolah penggerak dari angkatan pertama dan kedua dengan rincian 2.032 PAUD, 4.188 TK, 1.801 SMP, 1.010 SMA dan 206 SLB.

SMP Quranic Science Boarding School bersama sekolah-sekolah lainnya berkesempatan menjadi bagian dari program sekolah penggerak angkatan kedua. Hal ini tentu memberikan dampak baik bagi sekolah untuk selangkah lebih maju dari segi penerapan kurikulum merdeka, dan tentunya mendapatkan pendampingan dalam implementasinya.

Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka sebagai strategi satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran. Hal ini didasari dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan terjadinya banyak kendala dalam proses pembelajaran. Saat itu pemerintah menetapkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013 yang kemudian disederhanakan menjadi Kurikulum Darurat untuk memudahkan satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran dengan mengambil materi yang esensial.

Sebagai bentuk pemulihan pembelajaran tahun 2022 – 2024 Kemendikbudristek mentapkan kebijakan baru di mana sekolah yang belum siap menggunakan Kurikulum Merdeka masih diperbolehkan untuk menerapkan Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Darurat. Mengingat bahwa penerapan Kurikulum Merdeka akan dilakukan secara bertahap melalui Program Sekolah Penggerak.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa dalam Kurikulum Merdeka ini terdapat beberapa perubahan, misalnya dari segi administrasi rencana pembelajaran. Jika di kurikulum sebelumnya kita mengenal istilah KI (Kompetensi Inti) ataupun KD (Kompetensi Dasar), di Kurikulum Merdeka ini kita mengenal istilah-istilah baru seperti CP (Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran), ATP (Alur Tujuan Pembelajara), modul ajar ataupun modul projek sebagai rencana pelaksanaan penguatan profil pelajar Pancasila.

Di kurikulum sebelumnya peserta didik hanya diberi layanan pendidikan dalam bentuk intrakurikuler (kegiatan pembelajaran akademik di dalam kelas) dan ekstrakurikuler. Dalam Kurikulum Merdeka peserta didik akan dihadapkan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (5P) untuk membentuk karakter mereka.

Jika hanya dilihat secara sekilas, mungkin para tenaga pendidik dihadapkan dengan tanda tanya besar mengenai istillah-istilah baru tersebut. Namun, pada dasarnya bentuk pembaharuan ini bertujuan untuk menyederhanakan administrasi rencana pembelajaran dan memudahkan para tenaga pendidik dalam menyusunnya. Maka dari itulah tenaga pendidik perlu mulai bersiap dan melatih diri untuk menyesuaikan segala bentuk perubahan di Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya.

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT